Menikmati bonsai tidak harus dilakukan dengan menempatkan bonsai tersebut sejajar dengan pandangan mata. Wahjudi D. Sutomo, seorang seniman bonsai senior, mempopulerkan hal ini dalam arena “Pameran Seni Bonsai Anjuk Ladang” di Nganjuk baru-baru ini. Meski pandangannya tersebut sudah lama sekali pernah dilontarkan, namun baru kali ini dia menampilkan dalam bentuk contoh pameran bonsainya sendiri.
Dalam arena pameran di alun-alun Nganjuk itu, Wahjudi sengaja tidak mengikut-sertakan bonsainya dalam kontes, namun hanya menampilkannya sebagai “bonsai ekshibisi” alias hanya dipamerkan saja, tidak perlu ada penilaian. Sebanyak 9 bonsainya ditata sedemikian rupa oleh Wahjudi sendiri dalam sebuah areal persegi panjang. Di sudut areal tersebut dipasang tulisan: “Mencoba menkmati bonsai dari sudut pandang burung (Bird View) dan sudut pandang katak (Frog View)”. Kemudian ada identitas di bawahnya: Lembaga Kajian Bonsai Indonesia.
Selama ini memang seolah-olah ada ketentuan bahwa menikmati bonsai harus sejajar dengan pandangan mata. Karena itu maka bonsai ditempatkan sedemikian rupa di atas tatakan atau meja yang sejajar atau sedikit di bawah pandangan mata. Kira-kira setinggi dada orang dewasa. Itu sebabnya penataan pameran bonsai juga dilakukan seperti itu dan berlaku untuk semua bonsai. Padahal, tidak semua bonsai harus diperlakukan seperti itu. Ada bonsai yang justru semakin menarik kalau diposisikan lebih ke bawah, sehingga cara menikmatinya justru dari arah atas. Inilah yang disebut Wahjudi “Pandangan Burung”. Sementara itu, ada pula bonsai yang justru tampak lebih indah manakala dipandang dari arah bawah, seolah-olah seperti pandangan seekor katak (Frog View).
Sebetulnya Wahjudi sendiri sudah mengetrapkan pandangannya tersebut dalam menata bonsainya sendiri di kebunnya. Sebagaimana yang pernah disaksikan oleh penggemar bonsai yang pernah mengunjungi kebun bonsai Wahjudi di kawasan Sidosermo Surabaya, bonsai-bonsai koleksi Wahjudi tidak semuanya ditempatkan di atas tatakan atau semacam meja setinggi perut oranag dewasa. Ada beberapa bonsai yang ditempatkan di atas attakan yang tinggi sehingga orang harus menyaksikannya dari arah bawah.
Model penataan seperti yang dilakukan Wahjudi ini memang tidak (belum) lazim dalam display bonsai. Apalagi dalam sebuah pameran bonsai kompetisi, pasti tidak akan mungkin terjadi karena akan menyulitkan panitia. Padahal, dalam prakteknya, untuk bonsai-bonsai tertentu, gaya panorama misalnya, pandangan yang ideal justru dari arah atas sehingga dapat terlihat keseluruhan lansekapnya. Tentu tidak berlaku untuk semua gaya panorama. Sementara bonsai yang dinikmati dari sudut pandang bawah (frog view) tidak pernah ada dalam kontes bonsai. (*)
Henri Nurcahyo - 0812 3100 832
Tidak ada komentar:
Posting Komentar